Suasana café siang itu sangat sepi, hanya ada beberapa orang yang duduk santai. Ada yang mengobrol bersama kerabatnya, ada yang duduk sendirian, salah satunya aku. Aku mengambil telepon genggam ku dan menelpon seseorang.
"Saya sudah sampai. Saya tunggu dimeja nomor 13." kata ku.
Aku duduk sambil menikmati milkshake cokelatku, sambil mengetuk-ngetuk jariku. Akhirnya orang yang kutunggu datang.
"Halo Pasya." sapanya.
"Halo juga tante, sudah lama ya kita tidak bertemu."
Dia adalah tante Nita, ibu Syila. Kami bertemu karena aku ingin menanyakan tentang Syila dan hanya tante Nita yang mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku.
"Tante, sebenernya Syila kenapa? 2 minggu terakhir ia tidak bisa dihubungi." Kataku langsung to the point. Aku bukan tipe orang yang suka basa-basi.
"Sebenernya tante mau cerita ini udah lama nak Pasya. Tapi........." penjelasannya terhenti.
"Syila nggak ngijinin tante untuk kasih tau kamu."
Aku agak kesal mendengarnya. Sebenarnya apa sih yang Syila sembunyikan dariku?
"Ada apa?" Tanyaku tidak sabar.
"Syila sakit. Ya, Syila sakit." Wajahnya tertunduk lesu.
"Bukan sakit biasa, tapi penyakit Artery venous malformation. Ada kelainan pada otaknya, kata dokter itu adalah penyakit bawaan lahir."
"Apakah penyakit itu berbahaya?" Tanyaku.
"Pembuluh darahnya bisa pecah kapan saja. Umurnya tidak akan lebih dari 25 tahun, nak Pasya." Kali ini tante Nita meneteskan air mata.
Umurnya tidak akan lebih dari 25 tahun.
Aku terpaku mendengarnya. Tubuhku mendadak lemas, tak bertenaga.
"Keadaan Syila sekarang bagaimana?" Aku mulai panik.
"Sekarang kondisi Syila jauh lebih baik dari 1 minggu yang lalu. Tapi ia masih shock. Dia tidak mau ketemu siapa-siapa dulu." katanya sambil menghapus tetesan air mata dipipinya.
Aku menatap tante Nita dengan serius. "Tante, saya ingin bertemu Syila. Sekarang juga."
Sunday, October 26, 2014
Saturday, October 25, 2014
Throwback love - Something's wrong
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi"
Mungkin sudah 100 kali aku mencoba menghubunginya. Sudah 2 minggu Syila tidak mengirim ku pesan. Dia menghilang, tidak bisa dihubungi seakan ditelan bumi. Sekarang aku bukan hanya merindukan dia. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Apakah dia tidak merindukan ku seperti aku merindukannya?
Aku sudah beberapa kali datang kerumahnya. Namun tidak seperti biasanya, rumahnya akhir-akhir ini sepi seperti tak berpenghuni. Tetangganya pun tidak tahu kemana mereka pergi.
Anehnya, dia juga tidak masuk sekolah.
Aku sudah mencari informasi ke teman-temannya, tapi mereka bersikap seakan-akan mereka menyembunyikan sesuatu.
Sesuatu tentang Syila.
Mungkin sudah 100 kali aku mencoba menghubunginya. Sudah 2 minggu Syila tidak mengirim ku pesan. Dia menghilang, tidak bisa dihubungi seakan ditelan bumi. Sekarang aku bukan hanya merindukan dia. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Apakah dia tidak merindukan ku seperti aku merindukannya?
Aku sudah beberapa kali datang kerumahnya. Namun tidak seperti biasanya, rumahnya akhir-akhir ini sepi seperti tak berpenghuni. Tetangganya pun tidak tahu kemana mereka pergi.
Anehnya, dia juga tidak masuk sekolah.
Aku sudah mencari informasi ke teman-temannya, tapi mereka bersikap seakan-akan mereka menyembunyikan sesuatu.
Sesuatu tentang Syila.
Friday, October 24, 2014
Throwback love - Cinta
"Maaf banget ya pas. Kapan-kapan aja perginya"
"Iya gapapa, kabarin aku ya"
"Iya, I'll text you as soon as possible kok"
Mendadak rencana kami pergi menonton film batal. Syila harus kerumah sakit. Dia tidak memberitahuku secara lengkap, dia hanya bilang ada urusan yang harus diselesaikan.
Aku kembali masuk kekamarku yang sangat nyaman, merebahkan diri kekasur. Mataku hanya tertuju pada langit-langit, pandangan ku kosong, seperti melayang-layang. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku lalu masuk. Ternyata itu ibu ku.
"Adek, kamu nggak jadi pergi?" Ucapnya sambil membawa seragam sekolahku yang siap pakai.
"Enggak jadi ma, syila mendadak ada urusan."
"Oh, bagus dong berarti hari ini kamu nemenin mama dirumah aja" kata ibuku sambil meletakan baju kedalam lemari dengan rapih.
Aku memainkan telepon genggamku, tapi tak ada pesan apapun.
"Syila kemana ya, kok nggak bbm juga?" Pikirku dalam hati.
Lalu mamaku menjawab seolah-olah dia dia bisa membaca pikiranku.
"mungkin Syila lagi sibuk. Dia pasti ngabarin kamu kok kalo sempat."
Aku pun hanya menunggu.
"Iya gapapa, kabarin aku ya"
"Iya, I'll text you as soon as possible kok"
Mendadak rencana kami pergi menonton film batal. Syila harus kerumah sakit. Dia tidak memberitahuku secara lengkap, dia hanya bilang ada urusan yang harus diselesaikan.
Aku kembali masuk kekamarku yang sangat nyaman, merebahkan diri kekasur. Mataku hanya tertuju pada langit-langit, pandangan ku kosong, seperti melayang-layang. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku lalu masuk. Ternyata itu ibu ku.
"Adek, kamu nggak jadi pergi?" Ucapnya sambil membawa seragam sekolahku yang siap pakai.
"Enggak jadi ma, syila mendadak ada urusan."
"Oh, bagus dong berarti hari ini kamu nemenin mama dirumah aja" kata ibuku sambil meletakan baju kedalam lemari dengan rapih.
Aku memainkan telepon genggamku, tapi tak ada pesan apapun.
"Syila kemana ya, kok nggak bbm juga?" Pikirku dalam hati.
Lalu mamaku menjawab seolah-olah dia dia bisa membaca pikiranku.
"mungkin Syila lagi sibuk. Dia pasti ngabarin kamu kok kalo sempat."
Aku pun hanya menunggu.
Wednesday, October 22, 2014
Throwback Love - Saat itu hampir tiba
Siang yang cerah, disepanjang jalan setapak, dibawah pepohonan yang rindang kami berjalan dengan penuh perasaan lega.
"Akhirnya ujian kita selesai juga ya syil" ungkap ku dengan wajah sumringah. "Iya nih akhirnya bebas juga gue"
Ya, wanita cantik itu adalah pacarku, kekasihku. Pasangan yang tak pernah kehabisan cinta. Cinta kami bagaikan berkat Tuhan yang tak pernah berhenti mengalir. Bercanda gurau seperti sahabat, saling menghibur seperti saudara. Aku benar-benar bersyukur aku bisa memiliki seorang wanita sesempurna dia disisiku.
"Pokoknya nati sore kita nonton ya syil." Kata ku sambil memakan kue cubit kesukaanku.
"Mau nonton apa emangnya? Film lagi gaada yang bagus sya"
"Nonton apa aja deh, yang penting sama kamu hahaha" aku mencoba menggodanya, mencoba membuatnya tersenyum selebar mungkin.
"Idih gombal deh lu hahaha" katanya sambil tertawa. Bahagia.
Pernakah terpikir oleh kalian, bagaimana orang yang dulunya hanya merupakan orang asing bisa berubah menjadi orang berharga untuk kita, hanya dalam jangka waktu yang singkat? Pernahkah terpikir oleh kalian, bagaimana waktu bisa mengubah kehidupan seseorang dengan cepat?
Allysa. Wanita yang kudambakan dan kusanjung bagai bintang dilangit. Aku tak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannku dengannya. Tak terpikirkan olehku bahwa dia akan menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupku.
Subscribe to:
Comments (Atom)